Written by : Irfan Eka Putra May
18, 2014
Disini,
saya tidak menggurui, sekedar menyajikan materi, apalagi berbagi pengalaman
mengingat belum ada pengalaman yang cukup layak untuk bisa dibagikan. Disini
saya akan membagi perspektif saya tentang bagaimana kerennya dan hebatnya
jadi seorang wirausahawan. Ya walaupun pengalaman saya minim tentang bidang
ini, tapi simak dulu lah.
Jadi Karyawan? Are You Serious??
Sebelum
masuk kesini, saya akan bercerita sedikit mengenai asal usul materi ini.
Saya adalah
orang keturunan minang asli. Seperti yang kita ketahui, orang minang memiliki
kebudayaan untuk para pemuda untuk merantau ke daerah diluar kampungnya
sendiri. Walaupun budaya itu sekarang sudah jarang dilakukan oleh para keturunan
minang pada saat ini, tetapi ayah dan paman saya hampir seluruhnya merantau.
Sebagai seorang anak rantau, mereka
tidak memiliki keterampilan khusus untuk bertahan di negeri orang. Kecuali
kemampuan untuk bertani, beternak, ataupun berdagang. Tetapi mereka adalah para
perantau pulau jawa, mereka tidak memiliki tanah untuk digarap. Untuk itu,
mereka semua menjadi para wirausahawan.
Sejak kecil, saya dikelilingi oleh
para wirausahawan. Walaupun usaha mereka tidak berskala nasional tapi mereka
semua hidup dengan layak, bahkan bersahaja. Oleh karena itu, untuk saya
pribadipun tidak pernah tahu menahu tentang bagaimana rasanya menjadi karyawan.
Saya tidak pernah tahu apa enaknya jadi PNS, apa enaknya dapat uang jaminan
hari tua, apa rasanya punya gengsi kalau kerja diperusahaan besar.
Tetapi, anehnya ibu saya pernah
bilang sesuatu yang klise yang mungkin juga diucapkan oleh para ibu yang lain “Irfan kamu belajarlah yang benar, yang
tinggi. Biar nanti pas udah besar bisa kerja di perusahaan besar”. Ya karena
saya waktu itu masih kecil, saya menganggukan kepala tanda mematuhi perkataan
beliau.
Mindset bekerja keras agar kerja di
perusahaan itu terus melekat di otak saya. Hingga dalam beberapa tahun
terakhir, saya mulai memikirkan kenapa mindset itu tetap menempel sampai
sekarang. Sayapun mulai mencari informasi tentang tenaga kerja di Indonesia.
Ada
beberapa fakta menarik seputar tenaga Kerja Indonesia yang saya temukan :
-
Per Februari 2014, 7,15 juta orang Indonesia
menganggur – dengan kata lain sebanding dengan 80% penduduk Jakarta tahun 2010
(berpenduduk 9 Juta lebih).
-
Pada tahun 2013, pengangguran untuk Diploma I, II, dan
III lebih dari 180ribu dan lebih dari 400ribu untuk Universitas.
-
Demo buruh yang selalu meminta menaikkan upah minimum
regional (UMR).
Ada juga
beberapa fakta mengenai tenaga kerja yang dipaparkan oleh merdeka.com :
-
Banyak lulusan SMA menjadi pengangguran
Untuk itulah mengapa banyak orang yang mulai makan bangku
kuliah, karena takut jadi pengangguran. Mereka semua punya 1 mindset yang mirip:
Kalau tidak kuliah, mau kerja dimana?
Masalah utama disini adalah lulusan SMA yang mau bekerja tidak punya
keterampilan khusus. Tetapi, ada juga beberapa yang mengantisipasi masalah ini
dengan sebuah solusi : Sekolah Menengah Kejuruan. Dengan masuk SMK, mereka
dibekali keterampilan khusus dengan harapan mereka tidak jadi pengangguran.
-
Banyak pekerja di Indonesia lulusan SD
Ini pekerja loh! Berarti dengan kata lain bukan cuma
karyawan, melainkan buruh yang mayoritas. Ini berarti para pekerja ini ada karena
tenaganya dibutuhkan, berarti porsi tenaga dibanding pemikirannya lebih besar.
-
Lapangan kerja pertanian ditinggalkan
Inilah yang menjadi masalah. Kita yang menyandang status
Negara agraris dan maritim, justru sektor itu yang ditinggalkan. Hal ini sudah
jelas masalahnya, pemikiran yang “bekerja di pertanian dan kelautan ga ada
prospeknya” dan “bekerja di kota pasti lebih baik”. Bahkan teman – teman saya
yang kuliah di IPB yang notabene terkonsentrasi di pertanian, memilih kuliah
disana karena IPB punya link yang banyak untuk kerja di Bank. Are you serious?
-
SDM tak berkualitas
Inilah masalah utama, perusahaan besar meminta kualitas,
bukan kuantitas. Alhasil, orang Indonesia yang kerja di perusahaan
multinasional mayoritas menjadi buruh, sedangkan para penggerak perusahaan
diimport dari luar.
Mau ubah Indonesia?? Ubah mindset kita dulu!
Indonesia
adalah Negara yang besar. Besarnya Indonesia bahkan sudah diakui dunia, sebagai
Negara ke 4 terbesar di Dunia dengan penduduk
yang mencapai 230 juta orang lebih. Bahkan jika Negara – Negara anggota
asean, konon katanya tidak bisa
melampaui jumlah penduduk Indonesia sendiri. Kebesaran Indonesia ini juga bukan
hanya di sektor SDM, tapi hamparan kekayaan alam yang sepertinya tidak akan
habis untuk dibahas juga menjadi hal penting.
Tetapi
dengan aset sebesar itu, kenapa Indonesia masih dianggap Negara berkembang
bukan Negara maju? Masalahnya sendiri bukan hanya sektor kepemerintahannya,
tapi mindset masyarakatnya yang masih memikirkan dirinya sendiri, bukan berusaha
memajukan ekonomi lingkungan sekitarnya. Ubah mindset kita dulu, nanti imbasnya
pasti bukan hanya ke diri kita sendiri kok.
Jika kita
ambil 10 persen penduduk Indonesia yaitu 23 juta jiwa, yang bahkan tidak lebih
banyak dibanding jumlah penduduk di jawa barat (sensus 2010) untuk menjadi
seorang wirausahawan. Setiap orangnya lalu mempekerjakan 10 orang, maka
selesailah masalah pengangguran di Indonesia. Tidak ada lagi yang namanya
pengangguran, setiap orang bekerja dari mulai usia yang mampu bekerja, sampai
nenek – nenek dan balita yang belum bisa bicarapun bekerja.
Entrepreneur : Not an Objective or a Reason
Kenapa
demikian? Karena hal itu memang benar! Menjadi seorang wirausahawan bukanlah
sebuah sasaran ataupun sebuah alasan. Menurut Yansen Kamto, CEO Kibar dan juga Founder Google Business Group,
mengatakan bahwa wirausaha itu adalah semua tentang :
·
Mindset
Seperti
yang tadi sudah dibahas, menjadi seorang wirausahawan itu harus memiliki
mindset sebagai seorang pengusaha dahulu. Teman saya pernah bilang seperti ini
: “Kita dari dulu sudah belajar dan selalu menjadi orang yang menuruti atasan
(Guru). Masa masih mau disuruh – suruh terus?”. Dari hal tersebut, mindset saya
pun berubah. Mengapa kita selalu mengikuti sistem yang ada sedangkan kita
selalu diajarkan untuk memperbaiki sistem rusak tersebut.
·
Driven by Vision
Seorang
wirausahawan haruslah memiliki visi yang jelas. Jadilah seorang wirausahawan
yang bermanfaat, karena wirausaha tidak bisa membuat kita kaya. Dengan menjadi
pengusaha, selain kita berusaha untuk menghidupi diri sendiri, kita juga
mempekerjakan orang lain yang mungkin memang membutuhkannya.
·
Focus on Strength
Inilah yang
selalu menjadi salah kaprah. Ketika kita menyadari kekurangan dan kekuatan
kita, jangan terfokus untuk memperbaiki kekurangan kita dulu. Berusahalah untuk
memfokuskan diri pada kekuatan yang kita miliki. Karena jika kita berusaha
memperbaiki kekurangan kita dulu, maka kita akan tertinggal oleh para pesaing –
pesaing kita.
Henry Ford,
penggagas pembuatan mobil secara masal pernah berkata :”When people been asked what they need, they say faster horses”.
Henry Ford jelas tidak mencari kuda apa yang paling cepat, tapi dia membuat
inovasi dengan pembuatan mobil. Dia tidak memikirkan apakah akan laku atau
tidak, dia hanya berusaha memecahkan masalah dengan inovasi yang dia buat.
·
Sustain with Energy
Inilah yang terpenting.
Semangat, motivasi, dukungan adalah faktor – faktor penentu keberlangsungan
tujuan kita. Faktor inilah yang membuat rasa pantang menyerah akan timbul dan
nantinya kita bisa menuai hasilnya.
Menurut
MIT, Entrepeneur adalah : “Someone who
creates value for society by buildingan organization that solves a problem in a
new way.”
Jadi, saat kita
mempertanyakan kenapa Indonesia ini banyak pengangguran, Coba Tanya diri
sendiri apakah kita akan tetap menyalahkan pemerintah, atau berusaha merubah
dengan tangan kita sendiri? Dan saat para karyawan mempertanyakan nasib mereka
didepan atasannya, coba tanyakan mengapa masih jadi pegawai?
No comments:
Post a Comment